Site icon acslift.org

Apa efek dari strict parents pada anak?

Efek dari Strict Parents pada Anak

Pengasuhan yang ketat atau strict parents memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan psikologis, sosial, dan emosional anak. Meskipun orangtua dengan gaya pengasuhan ini sering kali bermaksud baik, seperti ingin mendidik anak agar lebih disiplin, bertanggung jawab, dan berprestasi, dampak dari pengasuhan yang terlalu ketat dapat bersifat kompleks dan bahkan merugikan anak dalam beberapa aspek. Berikut ini adalah beberapa efek dari strict parents pada anak.

1. Stres dan Kecemasan yang Tinggi

Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yang sangat ketat sering kali merasakan tekanan yang luar biasa untuk memenuhi ekspektasi tinggi yang ditetapkan oleh orangtua mereka. Harapan yang berlebihan, baik dalam hal akademik maupun perilaku, dapat menyebabkan anak merasa tidak pernah cukup baik atau tidak mampu memenuhi standar yang diinginkan. Hal ini dapat memicu stres dan kecemasan yang kronis, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan mental anak.

2. Kurangnya Kemandirian

Salah satu dampak utama dari pengasuhan yang terlalu ketat adalah kurangnya kemandirian pada anak. Ketika orangtua mengontrol hampir setiap aspek kehidupan anak, mulai dari pilihan teman, kegiatan, hingga waktu luang, anak-anak tidak diberi kesempatan untuk membuat keputusan sendiri. Akibatnya, anak-anak mungkin kesulitan mengambil inisiatif, berisiko merasa tidak percaya diri dalam menghadapi situasi baru, atau bahkan merasa cemas saat harus mengambil keputusan sendiri di masa depan.

3. Penurunan Harga Diri (Self-Esteem)

Anak-anak yang selalu merasa ditekan untuk memenuhi harapan orangtua yang tinggi dapat mengalami penurunan harga diri. Ketika anak merasa bahwa mereka tidak pernah cukup baik bagi orangtua mereka, meskipun sudah berusaha maksimal, ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakmampuan untuk menerima diri sendiri. Anak-anak ini mungkin merasa bahwa mereka hanya dihargai berdasarkan prestasi atau kepatuhan mereka, bukan karena siapa mereka sebagai individu.

4. Ketegangan dalam Hubungan Keluarga

Pengasuhan yang ketat sering kali menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga, terutama antara orangtua dan anak. Anak-anak yang merasa terlalu dikontrol mungkin mulai merasa kesal, frustrasi, atau bahkan merasa tidak dihargai oleh orangtua mereka. Ini dapat menciptakan jarak emosional antara orangtua dan anak, yang pada akhirnya mengurangi kedekatan dan kepercayaan dalam hubungan tersebut. Komunikasi antara orangtua dan anak bisa menjadi sepihak, di mana anak merasa tidak bisa menyampaikan perasaan atau pendapat mereka.

5. Perilaku Pemberontakan atau Penurunan Kepatuhan

Ironisnya, meskipun orangtua yang strict berharap agar anak mereka patuh, seringkali pendekatan ini dapat memicu perilaku pemberontakan. Anak yang merasa tertekan dan terkekang cenderung mencari cara untuk melawan otoritas orangtua mereka. Ini bisa berupa perilaku negatif, seperti menyembunyikan aktivitas, berbohong, atau bahkan melakukan hal-hal yang dilarang oleh orangtua sebagai bentuk pelampiasan dari rasa frustasi dan ingin mengassert diri mereka.

6. Kurangnya Kreativitas dan Inisiatif

Anak-anak yang dibesarkan dengan kontrol yang sangat ketat cenderung kurang memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide mereka sendiri atau mengembangkan kreativitas. Ketika anak-anak selalu diarahkan oleh orangtua, mereka tidak diberi ruang untuk berpikir di luar batasan atau mencoba hal-hal baru yang mereka minati. Ini bisa menghambat perkembangan kreativitas dan keinginan untuk berinovasi.

7. Masalah Kesehatan Mental dan Emosional

Penyebab stres yang berkelanjutan, ketidakmampuan untuk memenuhi ekspektasi orangtua, dan kurangnya ruang untuk mengembangkan diri dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada anak. Masalah seperti depresi, kecemasan sosial, dan gangguan makan bisa muncul sebagai hasil dari tekanan yang berlebihan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat mengutamakan disiplin dan pencapaian sering kali merasa terbebani oleh harapan yang tidak realistis.

Exit mobile version